Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Pertimbangan penanaman implant gigi multipel (2)

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

(Lanjutan) Apabila implant dipasang 3 mm atau lebih, penyusutan tulang lateral dari implant di dekatnya tidak bertumpang tindih dengan minimnya penyusutan tulang kresta. Karena itu bisa disimpulkan, membuat atau memelihara papilla di antara dua implant yang berdekatan itu lebih sulit daripada membuat atau memelihara papilla di antara gigi natural dan implan. Apabila ada dua implant yang dipasang saling berdekatan satu sama lain dalam daerah estetik, maka jarak tulang minimum yang perlu dipertahankan adalah 3 mm di antara dua implant tersebut pada level implan/ abutment.

Implan yang dipasang berjajar dengan jarak 3 mm atau lebih berdampak pada minimnya penyusutan tulang kresta karena penyusutan tulang dari implan-implan yang saling berdekatan tidak saling bertumpang-tindih.
Implan yang dipasang berjajar dengan jarak 3 mm atau lebih berdampak pada minimnya penyusutan tulang kresta karena penyusutan tulang dari implan-implan yang saling berdekatan tidak saling bertumpang-tindih.

Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian oleh para pakar di bidang implant gigi. Perlu diingat, sauserisasi punya dua dimensi, yaitu:

  1. dimensi vertikal
  2. dimensi horisontal

Radiograf hanya menunjukkan aspek-aspek horisontal sauserisasi tulang. Penyusutan tulang terjadi secara sirkumferensial di seputar implan gigi ketika dua implant dipasang berjajar saling berdekatan satu sama lain sehingga penyusutan tulang fasial juga terjadi.

Hal ini punya implikasi lain pula, khususnya dalam prakara terkait stabilitas margin gingiva fasial. Jika implant dipasang terlalu maju, maka tulang fasial hanya ada sedikit sehingga akan menghasilkan migrasi margin gingiva bebas pada arah apikal. Penempatan implant berdekatan juga bisa menyebabkan kondisi kritis bagi kontur restorasi. Menempatkan implan gigi terlalu dekat bisa pula mempersulit teknisi laboratorium untuk membuat restorasi dengan kontur estetis yang menyenangkan.

Tarnow et al. pernah melakukan penelitian untuk menentukan ketinggian jaringan lunak hingga kresta tulang antar dua implant yang berdekatan. Hal ini dilakukan terlepas dari lokasi. Mereka meneliti 136 ketinggian papilla inter-implan pada 33 orang pasien yang melibatkan 8 orang penguji. Probe periodontal standar digunakan dan dipasang dari ketinggian papilla hingga kresta tulang. Mereka menemukan bahwa rata-rata tinggi papilla di antara dua implant yang berdekatan adalah 3,4 mm dalam kisaran 1-7 mm.

Penelitian mereka adalah penelitian retrospektif. Ada banyak variabel yang terlibat dalam penelitian tersebut, seperti operator, tipe implan, bagaimana penempatan implan, dan sebagainya. Walau begitu, penelitian itu memberi kita informasi bahwa jaringan lunak antara dua implant berdekatan dalam daerah estetik bukan prosedur yang bisa diprediksi. Ketika perawatan direncanakan, pasien harus sadar dengan prakara ini. Jika perlu, perubahan perlu dilakukan dalam rencana perawatan untuk memberi hasil perawatan yang estetis. (Bersambung)

Referensi

Tarnow D, Elian N, Fletcher P et al. Vertical distance from the crest of bone to the height of the interproximal papilla between adjacent implants (Jarak vertikal dari kresta tulang ke ketinggian papilla interproksimal antar implant yang berdekatan). J Periodontol 2003; 74: 1785–178.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in