Risiko dan Penanganan Komplikasi Implan Gigi
Implan gigi adalah teknologi baru yang paling tepat untuk mengganti gigi yang hilang. Alasannya, gigi implant punya fungsi dan tampilan yang mirip gigi natural, tampak kokoh, dan tidak merusak gigi sekitar. Meski demikian, pemasangan implan gigi mengandung risiko komplikasi yang dapat menyebabkan kegagalan, seperti yang ditemukan dalam beberapa kasus pemasangan implant gigi. Risiko tersebut meliputi:
1. Perdarahan pasca-operasi
Perdarahan berisiko terjadi pascaoperasi. Kondisi ini dapat diatasi dengan menggigit lembut kasa yang diletakkan di daerah operasi selama 30 menit. Bila perdarahan terjadi berlebihan setelah pemasangan implan, segera hubungi dokter gigi Anda.
2. Infeksi daerah implantasi
Risiko komplikasi umum yang kedua dari implantasi gigi adalah infeksi daerah implantasi atau peri-implantitis. Infeksi ini dicirikan pembengkakan atau peradangan jaringan di sekitar implant gigi. Apabila tidak dirawat dengan benar, peri-implantitis dapat mengakibatkan kegagalan implantasi. Infeksi dapat berlangsung segera, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun setelah operasi. Pencegahan infeksi meliputi menjaga kebersihan mulut, kontrol rutin minimal 6 bulan sekali, mengurangi atau berhenti merokok, dan jangan mempermainkan gigi implant dengan lidah.
3. Peradangan implant gigi
Peradangan dan pembengkakan jaringan di sekitar implan gigi merupakan gejala dari infeksi implant yang berasal dari pemasangan implant atau ukuran abutment dan mahkota yang kurang memadai. Radang implan gigi membangkitkan respons dari sistem kekebalan tubuh sehingga sistem tersebut menyerang jaringan dan sel tulang yang terinfeksi. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka tulang di sekitar implant akan hilang dan implant jadi longgar dan harus dicabut. Karena itu, segera hubungi dokter gigi begitu Anda merasakan radang. Dokter gigi harus secepatnya merawat peradangan guna menghentikan penyusutan tulang dan mencegah kegagalan implant gigi.
4. Kerusakan jaringan sekitar
Jaringan sekitar yang berisiko meliputi:
a. Gigi
Pengeboran gigi berpotensi merusak mahkota atau akar gigi yang ada di sebelahnya.
b. Saraf
Pengeboran gigi berpotensi melukai saraf sehingga menyebabkan mati rasa atau kesemutan pada gigi, gusi, bibir, lidah, atau dagu. Gejala serupa terjadi pula apabila implant dipasang tepat di atas saraf. Komplikasi ini jarang terjadi pada operasi implan gigi pada rahang bawah (mandibula).
c. Sinus
Implan gigi pada rahang atas berisiko menembus membran sinus sehingga mengganggu rongga sinus.
d. Rahang
Apabila tulang rahang dan kepadatan tulang rahang tidak memadai, maka pemasangan implant berisiko menyebabkan fraktur rahang karena tulang rahang tidak sanggup menahan tekanan terus-menerus selama prosedur bedah, termasuk pengeboran dan pemasangan implan.
Kunci untuk meminimalkan risiko komplikasi tersebut meliputi:
- Pemilihan implan gigi yang baik
- Dokter gigi yang berpengalaman dalam pemasangan implant gigi
- Memberi perhatian khusus pada jaringan saraf di daerah mulut.
- Perawatan pra-operasi
- Peninggian tulang dengan penanaman tulang buatan (bonegraft), bila perlu
- Foto rontgen atau x-ray sebelum pemasangan implant gigi
- Kebersihan mulut pasien setelah perawatan yang tepat
Baik pasien maupun dokter mengharapkan kesuksesan implantasi gigi. Walau begitu, kenyataannya, operasi implan gigi berisiko gagal dan tidak selalu sukses. Apabila risiko ini terjadi, maka pilihan pungkasan adalah melepas implant gigi yang terinfeksi dan menggantinya dengan gigi palsu macem lain.