Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Sel induk folikel gigi mendukung pembentukan tulang baru

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Penelitian Honda et al. (2010) membandingkan potensi setiap populasi sel induk folikel gigi manusia yang telah diidentifikasi  (HDF1, HDF2, dan HDF3) untuk pembentukan tulang dengan menggunakan prosedur yang sama, yaitu transplantasi platelet sel ke dalam kerusakan parsial dengan ukuran kritis dan dengan ketebalan penuh yang dibuat melalui bedah pada binatang tikus laboratorium yang imunodefisien.

Di semua kelompok, pewarnaan hematoxylin dan eosin menunjukkan pembentukan tulang baru dan bukti invasi vaskular pada minggu ke-4 pasca-transplantasi. Kemunculan pembentukan tulang baru serupa dengan yang terlihat pada osifikasi intramembran karena ketiadaan pembentukan tulang rawan. 

Volume pembentukan tulang baru pada binatang yang ditransplantasi dengan sel-sel HDF1 dan HDF2 sangat lebih besar dibandingkan pada yang ditransplantasi dengan sel-sel HDF3. Hewan yang ditransplantasi dengan sel-sel kontrol menunjukkan jaringan fibrosa dan hanya jumlah tulang yang sangat sedikit pada lokasi yang rusak. Hal ini menyarankan bahwa meskipun tidak jelas apakah sel-sel yang ditransplantasi langsung berdiferensiasi menjadi osteoblas untuk membentuk tulang baru, sel-sel induk folikel gigi jelas mendukung pembentukan tulang baru.

Terapi menggunakan jaringan tulang memerlukan sel-sel yang diinginkan untuk diperbanyak secara in vitro sampai jumlahnya cukup untuk ditransplantasikan ke dalam daerah yang rusak. Karena itu, langkah selanjutnya dalam menginvestigasi sel induk folikel gigi sebagai sumber potensial menentukan kondisi kultur optimal untuk perkembangbiakan sel. Peran berbagai faktor terlarut dalam meningkatkan diferensiasi osteogenik dalam sel induk mesenkim yang diturunkan dari sumsum tulang masih terus diteliti secara luas. Namun, masih sedikit yang diketahui tentang bagaimana matriks ekstraseluler meningkatkan perkembangbiakan sel induk folikel gigi.

Honda et al. (2010) meneliti sistem kultur dalam rangka meningkatkan hasil sel induk folikel gigi melalui modifikasi permukaan kultur. Ada empat macem matriks ekstraseluler yang dievaluasi efeknya sehubungan dengan pertumbuhan dan diferensiasi sel induk folikel gigi, yaitu:

  1. Kolagen tipe I
  2. Kolagen tipe IV
  3. Laminin
  4. Fibronektin

Dalam percobaannya, Honda et al. (2010) memakai kloning sel tunggal untuk memanen sel induk folikel gigi babi pada tahap pembentukan mahkota dan mengkonfirmasi diferensiasi osteogenik dengan analisis aktivitas alkalin fosfat dan ekspresi gen.

Kolagen tipe I (Col-I) dan fibronektin meningkatkan perkembangbiakan sel, tapi kolagen tipe IV (Col-IV) menghambat pertumbuhan sel. Col-I dan Col-IV memfasilitasi diferensiasi osteogenik seperti yang ditunjukkan oleh aktivitas ALP, sedangkan fibronektin tidak. Menariknya, laminin menghambat pertumbuhan sel maupun diferensiasi osteogenik.

Menarik untuk diamati, sel induk folikel gigi juga menunjukkan pengurangan adesi sel apabila ada laminin, ukuran sel yang kecil dan serabut stres aktin. Dalam suatu penelitian yang tidak dipublikasikan, sel induk folikel gigi manusia menunjukkan pengurangan potensi perkembangbiakan sel jika ada laminin, dalam perbandingannya dengan sel-sel pada permukaan kultur sel yang normal.

Penelitian sebelumnya tentang diferensiasi sel induk folikel gigi manusia menunjukkan peningkatan ekspresi gen laminin setelah diferensiasi osteogenik. Walaupun begitu, sel induk folikel gigi tidak berinteraksi dengan kuat dengan protein matriks ekstraseluler ini.

Hasil-hasil penelitian ini menyarankan bahwa Col-I efektif untuk pertumbuhan sel maupun diferensiasi sel induk folikel gigi menjadi garis keturunan osteogenik. Jika jumlah sel induk folikel gigi yang tidak berdiferensiasi meningkat dengan cepat, fibronektin bisa berguna untuk mempromosikan pertumbuhan mereka.

Tapi, sulit untuk mempertahankan sel induk mesenkim dalam kultur menggunakan serum karena serum mengandung faktor pertumbuhan yang mendorong diferensiasi. Karena itu, kondisi-kondisi kultur yang optimal untuk mempertahankan dan memperbanyak sel induk mesenkim perlu terus dieksplorasi.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in