Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Stabilitas implant gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Stabilitas implan adalah indikasi oseointegrasi yang sifatnya tidak langsung. Jika implant tidak stabil, maka akan terjadi infeksi yang memicu reaksi penolakan tubuh terhadap implant dan proses oseointegrasi tidak akan terjadi. Dengan mengetahui stabilitas implan, maka oseointegrasi juga bisa diketahui. Stabilitas implant adalah ukuran imobilitas klinis implan. Begitu yang diusulkan oleh Cochran et al. (1998) dan Brunski (1992).

Pencapaian stabilitas implan

Stabilitas implan dicapai melalui 2 level, yaitu:

  1. Level stabilitas primer (tulang kortikal)
  2. Level stabilitas sekunder (tulang kanselos)

Bila stabilitas primer berhasil dicapai dengan sukses, maka kemungkinan besar stabilitas sekunder juga akan berhasil dicapai dengan sukses karena memang stabilitas sekunder dipengaruhi oleh stabilitas primer.

Stabilitas sekunder mulai meningkat pada minggu ke-4 setelah pemasangan implant (Raghavendra et al., 2005). Pada masa ini, stabilitas implant masih sangat rendah. Karena itu, sistem Branemark menyarankan agar pembebanan ditunda hingga implant benar-benar stabil setelah oseointegrasi jadi. Pembebanan yang terburu-buru bisa menyebabkan ketidakstabilan dan kegagalan implan. Pasien dan dokter perlu untuk bersabar menunggu waktu itu tiba.

Faktor yang memengaruhi stabilitas implan

Oseointegrasi itu sendiri adalah proses penyembuhan luka yang bergantung pada pasien. Ada sejumlah faktor yang memengaruhi proses ini. Faktor yang memengaruhi stabilitas primer meliputi:

  1. Kuantitas tulang
  2. Kualitas tulang
  3. Teknik operasi, termasuk ketrampilan dokter yang melakukan operasi pemasangan implant gigi
  4. Karakteristik implan, termasuk geometri, panjang, diameter, permukaan, dsb

Faktor yang memengaruhi stabilitas sekunder meliputi:

  1. Stabilitas primer
  2. Pemodelan tulang dan pemodelan ulang tulang
  3. Kondisi permukaan implan

Stabilitas implant pada berbagai titik waktu perlu diangkakan. Ini berguna untuk memberi informasi yang penting tentang waktu penyembuhan optimal per orangan. Raghavendra et al. (2005) mengusulkan bahwa pengukuran oseointegrasi hendaknya menggunakan pendekatan kuantitatif mengingat hubungan antara stabilitas primer dan stabilitas sekunder bersifat terbalik.

Konsultasikan implant Anda kepada kami. Hubungi saja nomor ini.

Referensi

Brunski JB. Biomechanical factors affecting the bone-dental implant interface (Faktor-faktor biomekanis yang memengaruhi antarmuka implant gigi - tulang). Clin Mater 1992; 10: 153 - 201

Cochran DL, Schenk RK, Lussi A, Higginbottom FL, Buser D. Bone response to unloaded and loaded titanium implants with a sandblasted and acid-etched surface: A histometric study in the canine mandible (Respon tulang terhadap implant yang diberi beban dan yang tidak diberi dengan permukaan implant yang disembur dan yang dietsa asam: penelitian histometrik pada rahang bawah anjing). J Biomed Mater Res 1998; 40: 1-11

Raghavendra S, Wood MC, Taylor TD. Early wound healing around endosseous implants: A review of the literature (Penyembuhan luka dini di sekitar implant endosseous. Ulasan literatur). Int J Oral Maxillofc Implants 2005; 20: 425 - 431


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in