Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Tahap oseointegrasi pada implant gigi

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Penentu implant jadi atau gagal adalah proses penyatuan atau integrasi tulang dengan implan. Proses ini dikenal dengan sebutan oseointegrasi (osseointegration) atau pemaduan tulang.

Proses oseointegrasi terdiri dari beberapa tahap. Setiap tahap oseointegrasi ini perlu berjalan dengan baik agar implan jadi dan implant terpasang kokoh pada gigi.

Tahap-tahap oseointegrasi meliputi:

  1. Tahap 1: kalus anyaman
  2. Tahap 2: kompaksi lamelar
  3. Tahap 3: pemodelan ulang permukaan
  4. Tahap 4: maturasi kompak.

Tahap 1 dan tahap 2 termasuk dalam tahap pemodelan permukaan, sedangkan tahap 3 dan tahap 4 termasuk dalam tahap pemodelan ulang dan maturasi (pendewasaan). Mari kita bahas keempat tahap itu satu per satu.

Pemodelan permukaan

Tahap 1: Kalus anyaman

Pembentukan kalus anyaman berlangsung antara 0 hingga 6 minggu setelah penanaman implan. Hasil dari tahap oseointegrasi yang pertama ini, tulang anyam terbentuk di daerah implan.

Tipe primitif jaringan tulang dicirikan sebagai berikut:

  • Fibril kolagen dengan orientasi terpuntir dan arah acak
  • Terdapat ada banyak osteosit dengan bentuk yang tidak beraturan
  • Kepadatan tulang relatif rendah

Tulang anyaman tumbuh dengan membentuk perancah batang dan bidang. Selanjutnya, tulang tersebut kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya secara relatif cepat. Tulang ini mulai tumbuh dari tulang-tulang yang berada di sekitar implan menuju ke implant kecuali celah sempit pada implan, di mana tulang ini secara bersamaan mengendap pada permukaan implan. Pembentukan tulang anyaman jelas mendominasi pemandangan minggu pertama sampai pada minggu keempat atau keenam setelah operasi pemasangan implant gigi.

Tahap 2: Kompaksi lamelar

Tahap kedua, yaitu tahap kompaksi lamellar, berlangsung mulai dari minggu ke-6 sampai dengan minggu ke-18 setelah penanaman implan. Kalus anyaman jadi makin dewasa dan digantikan dengan tulang lamellar. Tahap oseointegrasi yang kedua ini membantu agar tercapai kekuatan yang cukup untuk menanggung beban.

Pemodelan ulang dan maturasi (pendewasaan tulang)

Tahap 3: Pemodelan ulang permukaan

Tahap pemodelan ulang antarmuka terjadi pada kala kalus anyaman menyelesaikan kompaksi lamellar. Selama tahap pemodelan ini, kalus mulai meresorbsi dan pemodelan ulang antarmuka pun kemudian dimulai. Pemodelan ulang antarmuka membantu menstabilkan antarmuka antara implant dan tulang asli.

Pemodelan ulang antarmuka non-vital dicapai dengan pemotongan/ pengisian kerucut yang memancar dari permukaan endosteal. Mekanisme ini serupa dengan pemodelan ulang pilah tulang kortikal kecuali banyak arah kerucut yang berbeda.

Tahap 4: Maturasi kompak.

Tahap maturasi tulang kompak terjadi mulai dari minggu ke-18 sampai dengan minggu ke 54. Selama tahap ini, tulang kompak jadi makin dewasa melalui serangkaian proses pemodelan dan pemodelan ulang. Volume kalus menurun dan pemodelan ulang antarmuka pun terus berlanjut.

 


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in