Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Anatomi saraf mandibular (6)

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

[Lanjutan] Saraf mylohyoid bercabang dari saraf alveolar inferior yang menurun di antara ligamen sfenomandibular dan ramus mandibular. Saraf mylohyoid masuk ke dalam alur sehingga mencapi otot mylohyoid dan otot digastrik perut anterior (Loughner et al., 1990).

Secara topografis, saraf alveolar inferior bisa lewat dekat bagian medial kondilus. Dengan demikian, cakram geser medial bisa mengganggu saraf ini secara mekanis ini. Hal ini bisa menjelaskan rasa sakit tajam menusuk yang terasa di daerah sendi kala menggerakkan rahang serta rasa sakit dan sensasi lainnya yang terproyeksi ke daerah distribusi terminal cabang saraf di dekat sendi temporomandibular, seperti telinga, pelipis, pipi, lidah, dan gigi (Piagkou et al., 2011; Johansson et al., 1990).

MN ada di mandibula melalui foramen mental. Saraf ini terbagi menjadi tiga cabang ke arah dalam dari anguli depresor dan otot oris, dan memasok persarafan di kulit dan selaput lendir bibir bawah, kulit dagu, dan gingiva vestibular gigi insisivus rahang bawah Standring et al., 2005; Moore, 1983; April, 1990; Woodburne & Burkel 1994).

Saraf MN itu signifikan selama prosedur pembedahan area dagu seperti genioplasti dan osteotomy segmen anterior anterior (Westermark et al., 1998; Seo et al., 2005; Gilbert & Dickerson 1981). Saraf ini juga bisa rusak selama prosedur gigi seperti perawatan ortodontik, perawatan endodontik, dan operasi implant gigi.

Neuropati mental juga bisa terjadi karena penyakit sistemik dan tumor (Bodner et al., 1989; Klokkevold et al., 1989; Chand et al., 1997). Gangguan sensasi atau nyeri yang parah bisa terjadi ketika saraf MN terluka sebagian atau keseluruhan setelah peristiwa tersebut.

Masalah yang relatif umum adalah penggunaan kedalaman atau jalur perlekatan yang tidak tepat selama penyisipan perlengkapan implant gigi sehingga bisa melukai saraf alveolar inferior dan saraf MN. Insiden gangguan sensorik permanen ke bibir bawah setelah penyisipan implant gigi di daerah foramen mental dilaporkan mencapai 7% sampai 10% (Wismeijer et al., 1997; Mardinger et al., 2000).

Komplikasi seperti kehilangan sensasi bibir dan dagu dapat menyebabkan bibir tergigit, gangguan bicara, dan retensi ludah yang berkurang. Masalah ini defisit memiliki dampak signifikan pada aktivitas kasus sehari-hari (Deeb et al., 2000; Smiler, 1993). MN dapat dipertahankan selama operasi implant gigi atau flap dengan reposisi augmentasi saraf alveolar inferior atau punggungan/ ridge (Hu et al., 2007). [Bersambung]


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in