Menentukan rujukan pasien infeksi odontogenik (3)
[Lanjutan] Tanda lain yang juga penting dari infeksi odontogenik adalah trismus, yaitu ketidakmampuan pasien untuk membuka lebar mulutnya. Pada infeksi odontogenik, trismus dihasilkan dari keterlibatan otot-otot mastikasi dalam proses inflamasi. Trismus bisa didefinisikan sebagai bukaan interincisal maksimum antara 20 sampai 30 mm (trismus ringan), 10 sampai 20 mm (tahap sedang), dan kurang dari 10 mm (tahap parah).
Trismus tahap sedang atau tahap parah bisa jadi indikasi penyebaran infeksi ke dalam ruang mastikasi di sekitar otot mastikasi atau, yang lebih buruk, infeksi menyebar ke ruang faring lateral maupun ruang retrofaring di sekitar faring dan trakea. Dalam situasi begini, dokter perlu merujuk pasien ke spesialis yang relevan untuk mengevaluasi patensi saluran napas bagian atas.
Di samping itu, keterlibatan infeksi odontogenik secara sistemik merupakan indikasi untuk merujuk pasien. Keterlibatan sistemik dalam tubuh pasien membuat pasien jadi punya tampilan wajah toksik yang tipikal, meliputi: mata sayu, mulut terbuka, dehidrasi, dan terlihat sakit. Pasien dengan tanda-tanda ini biasanya merasa lelah, nyeri, suhu badan naik, dan dehidrasi. Lihat gambar di atas.
Jika pasien mengalami gangguan pada sistem pertahanan tubuhnya, maka ia harus dirawat inap di rumah sakit. Dokter bedah oral-maxillofasial memenuhi syarat untuk segera menerima pasien tersebut di senden agar pasien secepatnya mendapat perawatan definitif.