Perawatan infeksi virus Varicella Zoster (VZV)
Temuan laboratorium
Metode evaluasi cepat yang bisa dipakai untuk mendiagnosis kasus-kasus yang tidak pasti adalah sitologi. Apusan yang diwarnai antibodi fluorescent menggunakan antibodi monoklon yang dikonjugasi fluorescein lebih bisa diandalkan daripada sitologi rutin. Hasil metode ini positif pada lebih dari 80% kasus. Metode diagnosis yang paling akurat adalah isolasi virus pada kultur jaringan. Tapi ini bukan tes yang murah dan belum tentu terjangkau oleh umumnya pasien. Lagipula, tes ini memerlukan waktu berhari-hari. Padahal, pasien perlu tes yang bisa selesai dalam hitungan jam, tidak sampai berhari-hari. Demonstrasi peningkatan titer antibodi jarang diperlukan untuk diagnosis kecuali dalam kasus erupsi sinus herpes apabila ini satu-satunya cara untuk mengkonfirmasi dugaan kasus.
Perawatan
Tata laksana hendaknya diarahkan untuk mempersingkat waktu perjalanan penyakit guna mencegah neuralgia pasca herpes pada pasien yang berusi lebih dari 50 tahun dan mencegah penyebaran virus dalam pasien dengan kekebalan tubuh yang terganggu.
Kasus-kasus ringan pada individu saras yang masih muda bisa dirawat berdasarkan gejalanya. Beberapa penelitian telah menunjukkan keuntungan yang diperoleh dari acyclovir dalam mempercepat penyembuhan, menurunkan nyeri, dan meminimalkan komplikasi okular. Dosis yang diperlukan adalah 800 mg, 5 kali sehari. Empat kali dosis dipakai untuk infeksi herpes simplex.
Penggunaan kortikosteroid sistemik untuk mencegah neuralgia pasca-herpetik pada pasien yang berumur lebih dari 50 tahun adalah prakara yang kontroversial. Tiga penelitian terkontrol yang dilakukan oleh Elliot, Eaglestein et al, dan Kecskes dan Basheer menunjukkan penurunan komplikasi yang signifikan bila dosis 40 mg sampai 60 mg prednison digunakan setiap hari selama satu hingga dua minggu. Sementara itu, penelitian terkontrol yang dilakukan oleh Esman dan Kroon et al. menunjukkan tidak ada hasil yang lebih menguntungkan.
Sebagian dokter mendukung penggunaan kombinasi steroid intraoral dan anestesi lokal untuk menurunkan waktu penyembuhan dan mencegah neuralgia pasca-herpetik. Penelitian terkontrol terapi ini belum dilakukan.
Tata laksana neuralgia pasca-herpetik harus dilakukan secara agresif selama 3 bulan hingga 6 bulan pertama karena prognosis untuk bisa tercapai perbaikan itu buruk selewat dari waktu ini. Perawatan yang direkomendasikan meliputi capsaicin topikal yang menghabiskan substansi p pada ujung saraf, anti-depresan trisiklis, injeksi steroid, dan blok saraf simpatetik. Neurolisis kimia atau neurolisis bedah bisa diperlukan dalam kasus-kasus yang sulit disembuhkan.