[Lanjutan] Karakteristik infeksi yang ketiga adalah calor atau panas/ hangat. Pasien hendaknya ditanya apakah daerah infeksi terasa hangat kala disentuhnya. Pasien dapat membandingkan suhu daerah infeksi dengan daerah badan lainnya yang tidak mengalami infeksi.

Ciri lain yang perlu dievaluasi adalah warna merah pada daerah di sekitar atau di atas daerah terjadinya infeksi. Pada gusi, warna merah terlihat lebih merah daripada daerah sekitarnya yang berwarna merah muda saras. Pasien hendaknya diminta untuk menjelaskan apakah dia memperhatikan ada perubahan warna kulit atau gusi jadi merah atau lebih merah di sekitar daerah terjadinya infeksi.

Karakteristik yang terkemudian adalah functio laesa atau kehilangan fungsi. Kehilangan fungsi perlu diperiksa. Saat memeriksa prakara ini, dokter gigi bisa bertanya pada pasien apakah pasien mengalami trismus (kesulitan untuk membuka mulut lebar) dan apakah pasien sulit menelan (disfagia), susah mengunyah, atau sulit bernapas/ sesak napas (dispnea). 

Selanjutnya, dokter hendaknya menanyakan kepada pasien mengenai apa yang pasien rasakan secara umum. Apakah pasien merasa lelah, demam, lemas, dan lemah? Apakah pasien merasa badannya tidak enak? Tanda-tanda tersebut biasanya menunjukkan reaksi umum tubuh manusia terhadap infeksi tahap sedang hingga tahap parah.

Tahap selanjutnya, dokter gigi dapat membahas tentang perawatan yang pernah diterima pasien. Dokter gigi hendaknya perlu mencari tahu apakah pasien sudah mendapat perawatan profesional sebelumnya atau apakah pasien pernah mengobati sendiri penyakitnya. Pengalaman menunjukkan, ada banyak pasien yang mencoba untuk mengobati sendiri penyakitnya sebelum datang ke dokter gigi. Ada yang mencoba minum antibiotik, berendam air hangat, minum jamu, minum obat-obatan yang dibelinya sendiri dari apotik, dan sebagainya. Ada pula pasien yang sama sekali tidak mencoba merawat penyakitnya karena ketiadaan biaya untuk membeli obat. Dokter perlu mengetahui semua prakara ini.

Kadang-kadang dokter gigi diminta untuk merawat pasien yang dirujuk oleh dokter umum. Pasien yang dirujuk belum tentu langsung datang mengikuti rekomendasi dokter umum tersebut. Ada pasien yang datang mengikuti rekomendasi setelah penyakitnya terlanjur parah.

Riwayat medis lengkap perlu diambil dari pasien. Pengambilan sejarah medis bisa dilakukan melalui cara yang biasa melalui wawancara atau kuesioner yang ditindaklanjuti secara verbal atas temuan-temuan yang relevan.