Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Anatomi saraf mandibular (8)

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

[Lanjutan] Cedera saraf adalah risiko untuk pemasangan implant bila implant disisipkan di luar batas vertikal tulang yang dipreparasi, menekan atau menembus dinding superior IAC, dan memaksa tulang masuk ke kanal. Pengeboran ke dalam IAC mungkin lebih disukai dibandingkan penyisipan silinder implant di luar kedalaman yang dimaksudkan dan masuk ke dalam IAC, sehingga terjadi kontak langsung dengan saraf alveolar inferior (Meyer & Bagheri 2011).

MN berkisar di sekitar jaringan lunak bukal rahang bawah dan berisiko mengalami cedera saat dilakukan sayatan. Mengenali perubahan anatomi mandibula edentula sangat membantu dalam meminimalkan risiko kerusakan pada MN. Seiring bertambahnya usia, tulang alveolar di daerah edentula mengalami resorbsi, dan posisi foramen mental semakin dekat dengan kresta punggungan alveolar.

Dalam beberapa kasus ada ruptur aktual saraf alveolar inferior dan MN di puncak punggungan alveolar. Karena itu, penempatan sayatan harus mempertimbangkan perubahan anatomi ini. Selama pencabutan flap mukoperiosteal, ada potensi untuk memberi tekanan terus-menerus secara tidak tepat pada saraf alveolar inferior dan MN yang mendasarinya. Pencabutan jaringan lunak disarankan dilakukan secara lembut dengan relaksasi tekanan retraksi singkat tapi sering (Meyer & Bagheri, 2011).

Untuk rekonstruksi mandibula posterior atrofi, pilihan terapeutik yang berbeda telah diusulkan, seperti graft tulang autologus, regenerasi tulang terpandu untuk augmentasi punggungan vertikal, dan mobilisasi saraf alveolar inferior dengan penempatan implant simultan. Kemungkinan dehisens jaringan lunak yang menutupi zona operasi membuat teknik pertama dan kedua tidak dapat diprediksi hasilnya.

Moreover, two surgical sites are necessary and a long treatment time as nearly 12 months is required. With IAN mobilization, only one surgical intervention is required and the total treatment time is shorter as about about 6 months. However, this method risks irreversible damage to the IAN, with consequent functional alterations.

Selain itu, diperlukan dua lokasi bedah dan waktu penanganan yang lama sampai hampir 12 bulan. Dengan mobilisasi saraf alveolar inferior, hanya diperlukan satu intervensi bedah dan waktu perawatan total lebih pendek sekitar 6 bulan. Namun, metode ini mengandung risiko berupa kerusakan ireversibel pada saraf alveolar inferior dengan konsekuensi terjadinya perubahan fungsional. [Bersambung]


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in