Pemeriksaan fisik infeksi odontogenik (1)
Pemeriksaan fisik dimulai dari mendapatkan tanda-tanda vital pasien, termasuk suhu badan, tekanan darah, denyut nadi, dan laju respirasi. Suhu badan tentu perlu diperiksa karena pasien penderita infeksi biasanya suhu badannya naik, terutama di sekitar daerah yang terkena infeksi. Pasien yang infeksinya parah suhu badannya naik di atas 38,3°C atau lebih.
Denyut nadi pasien meningkat kala suhu badan pasien naik. Pasien penderita infeksi biasanya punya denyut nadi hingga 100 denyut per menit. Jika denyut nadi pasien mencapai lebih dari 100 denyut/ menit, maka pasien mengalami infeksi yang parah dan harus dirawat dengan lebih agresif.
Tekanan darah pasien bisa berbeda-beda tergantung infeksi yang dialaminya. Tekanan darah sistolik pasien naik terutama bila pasien merasa sakit dan cemas. Namun, syok septik menghasilkan hipotensi.
Laju respirasi pasien hendaknya diamati dengan cermat. Salah satu pertimbangan utama dalam infeksi odontogenik adalah potensi untuk mengalami obstruksi saluran jalan napas atas parsial atau lengkap. Obstruksi ini dihasilkan dari infeksi odontogenik yang meluas hingga masuk ke dalam ruang fasial di daerah leher.
Selama respirasi pasien dipantau, dokter gigi perlu secara teliti memeriksa dan memastikan saluran pernapasan atas lega dan pasien bisa bernapas tanpa mengalami kesulitan. Laju respirasi yang normal berlangsung antara 14 hingga 16 napas per menit atau 12 sampai 20 napas per menit. Pasien dengan infeksi ringan hingga sedang bisa mengalami kenaikan laju respirasi di atas 20 napas per menit.
Pasien penderita infeksi dengan tanda-tanda vital yang normal dan suhu tubuh yang sedikit naik biasanya infeksinya baru tahap ringan yang masih bisa sembuh dengan cukup cepat bila segera dirawat.
Pasien dengan tanda-tanda vital yang abnormal dengan kenaikan suhu badan yang tinggi, kenaikan laju respirasi, dan kenaikan denyut nadi lebih cenderung mengalami infeksi yang serius sehingga perlu terapi yang lebih intensif. [Bersambung]