Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup

Pemeriksaan fisik infeksi odontogenik (2)

author: | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

[Lanjutan] Setelah mengambil tanda-tanda vital, perhatian selanjutnya diarahkan pada pemeriksaan fisik pasien. Bagian pertama pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tampilan umum pasien. Pasien dengan infeksi lokal yang tidak lagi minor terlihat lelah, demam, dan tidak enak badan. Tampilan ini disebut "toxic appearance (tampilan toksik)", seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas.

Kepala dan leher pasien hendaknya diperiksa dengan cermat apakah ada tanda-tanda kardinal sehubungan dengan infeksi. Pasien juga perlu diperiksa apakah ada bukti pembengkakan dan eritema. Pasien diminta untuk membuka mulut lebar, menelan, dan menghisap udara dalam-dalam agar dokter gigi bisa memeriksa apakah ada trismus, disfagia, atau dispnea. Tanda-tanda buruk ini menunjukkan infeksi sudah sampai tahap parah. Jika sudah sampai tahap ini, maka pasien dirujuk ke segera ke dokter bedah oral-maksilofasial atau UGD rumah sakit.

Belum lama ini, ada penelitian pada infeksi odontogenik parah yang membuat penderitanya harus opname di rumah sakit. Penelitian itu menunjukkan 73% pasien menderita trismus dengan bukaan kurang dari 20 mm, 78% pasien menderita disfagia, dan 14% pasien menderita dispnea.

Area pembengkakan perlu diperiksa menggunakan palpasi. Dokter gigi perlu menyentuh area bengkak dengan lembut untuk memeriksa seberapa empuk bengkak itu, seberapa hangat atau panas, dan konsistensi bengkak. Konsistensi bengkak ini bisa beda-beda antara bengkak yang sangat empuk, yang mirip normal, dan yang lebih keras seperti daging (digambarkan seperti adonan), dan yang keras (mengeras/ indurasi). Bengkak indurasi itu kerasnya mirip otot yang menegang.

Karakteristik lain konsistensi adalah fluktuansi. Fluktuansi terasa seperti balon yang berisi cairan. Bengkak fluktuan selalu mengindikasikan akumulasi nanah cair di bagian tengah area indurasi.

Dokter gigi selanjunya perlu melakukan pemeriksaan intraoral untuk mencoba menemukan apa yang spesifiknya menimbulkan infeksi tersebut. Hal-hal yang mungkin menimbulkan infeksi meliputi: gigi berlubang, abses periodontal, penyakit periodontal yang serius, kombinasi antara gigi berlubang dan penyakit periodontal, fraktur pada gigi, dan fraktur tulang rahang. Dokter gigi melihat dan menyentuh untuk merasakan area bengkak gingiva, fluktuansi, bengkak vestibular lokal, atau saluran sinus yang mengering.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan radiografi. Hal ini biasanya terdiri dari indikasi radiografi periapikal. Kadang, radiografi ekstraoral seperti radiografi panoramik diperlukan karena mulut tidak bisa dibuka lebar, bengkak, atau karena hal-hal lain.


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in