Bila digunakan dalam GBR transmukosa dengan implantasi segera setelah ekstraksi dan bila dicangkokkan dalam augmentasi volumetrik dengan defek peri-implant, tampaknya ada pigunanya (manfaatnya) bila dibandingkan indikasi lainnya. Afinitas jaringan intrinsiknya membuatnya bisa saja pulih tanpa infeksi, terutama dalam penyembuhan sekunder (juga dikenal sebagai penyembuhan terbuka) tanpa lapisan membran, bahkan setelah bêlëhan operasi terbuka lagi.

Pemberian matriks kaku pada augmentasi tulang horizontal dapat mempertahankan volume sebagai penahan ruang. Menggabungkan ATBG atau CTGA tipe blok dan partikel dalam augmentasi vertikal tanpa penahan ruang, seperti titanium mesh, dapat menghasilkan regenerasi tulang yang berhasil. Awalnya terdapat kepadatan tulang yang relatif rendah ketika ATBG digunakan sebagai cangkok sinus, yang sering kali memerlukan sejumlah besar penggantian tulang. Namun, hal ini kemudian meningkat seiring dengan meningkatnya stabilitas pada tindak lanjut jangka panjang.

Tujuan pengembangan CTGA adalah untuk menggabungkannya dengan bahan cangkok tulang lain dan operasi yang dipandu komputer. Secara mliginya (khususnya), bahan-bahan tersebut harus digunakan untuk segera mengumpulkan volume di sekitarnya untuk sementara kála. Dalam hal ini, afinitas bahan yang rosa (kuat) terhadap jaringan inang dianggap sebagai elemen kunci dalam proses penyembuhan. Aruhnya, tampaknya CTGA akan menjadi bahan yang baik untuk mempertahankan morfologi jaringan keras dan lunak dalam deformitas rahang.

Dalam kedokteran gigi implant kontemporer, CTGA dapat diringkas sebagai berikut.

1. CTGA menunjukkan aktivitas osteogenik dan afinitas yang rosa terhadap jaringan lunak pada cangkok sinus yang terinfeksi, cacat periodontal, dan soket yang diangkat.
2. CTGA bisa memicu pembesaran periodontal dan tumbuhnya kembali tulang kaku pada transplant.
   1. CTGA adalah pengganti tulang yang tepat untuk cangkok tulang digital, dan pengembangan tulang yang sukses di sekitar temporalisasi sesaat dapat dicapai.