Pendahuluan: Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori ...
Pendahuluan
Menggabungkan perancah dan sel hidup untuk membentuk konstruksi rekayasa jaringan adalah konsep yang penting untuk memajukan perbaikan dan regenerasi jaringan tulang. Sel induk mesenkim sering digunakan dalam konstruksi seperti itu karena kemampuannya untuk berkembangbiak dan berdiferensiasi menuju pembentuk sel tulang. Desain dan pembuatan perancah, isolasi dan karakterisasi sel induk, dan manipulasi diferensiasi dan fungsi sel punca adalah langkah-langkah penting menuju pengembangan konstruksi yang layak secara biologis dan berguna secara klinis untuk regenerasi dan fungsi jaringan tulang.
Autograft, allograft, xenograft, dan graft alloplastis telah digunakan untuk perbaikan dan regenerasi tulang. Autograft diperoleh dari dari individu yang menjadi tujuan pencangkokan. Meskipun dianggap sebagai "standar emas" pencangkokan tulang untuk menginduksi pembentukan dan regenerasi tulang melalui osteogenesis, osteoinduksi, dan osteokonduksi, penerapan autografts terbatas karena pasokan donor tulang yang tidak mencukupi dan menimbulkan luka bedah tambahan. Allograft adalah jaringan yang diambil dari individu lain dari spesies yang sama dengan inang. Alograft memiliki watak osteoinduktif karena adanya komponen natural dan faktor pertumbuhan. Xenografts diperoleh dari spesies selain manusia dan menyediakan matriks arsitektur natural dan sumber kalsium dan fosfat yang sangat baik untuk pembentukan tulang baru. Allograft dan xenograft memiliki potensi risiko penularan penyakit dan dijauhi oleh beberapa pasien. Alloplasts adalah bahan sintetis yang dapat dirancang dengan berbagai komposisi kimia, bentuk fisik, dan konfigurasi permukaan yang berbeda untuk perbaikan cacat tulang dan peningkatan in-growth tulang. Keduanya hanya memiliki watak osteokonduktif, sehingga membatasi kemampuannya untuk memperbaiki cacat yang menantang. Dalam kasus regenerasi tulang, cangkok wusananya direnovasi dan diganti oleh tulang baru di jaringan inang. Karena keterbatasan bahan cangkok tulang ini, pendekatan rekayasa jaringan yang melibatkan perancah dan sel hidup telah berada di garis depan penelitian biomedis dengan munculnya widya bioteknologi dan widya sel induk.
Defisiensi tulang alveolar karena gigi hilang, infeksi, dan trauma adalah faktor pembatas utama untuk terapi prostetik yang didukung implant gigi. Meski banyak bahan cangkok tulang tersedia secara komersial, produk-produk ini selalu masuk dalam kategori allograft, xenograft, dan cangkok alloplastis dan memiliki keterbatasan yang signifikan dalam penerapan klinis. Konstruksi rekayasa jaringan tulang yang ideal masih kurang. Kompleks sel perancah yang dibangun dengan tepat dapat mendorong pembentukan dan penempatan tulang baru dengan osteokonduksi, osteoinduksi, dan osteogenesis.
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengembangkan komposit kolagen-hidroksiapatit (Col-HA) melalui mineralisasi in situ terkontrol pada fibril kolagen tipe I dengan kristal apatit berukuran nanometer, dan mengevaluasi watak biologinya dengan mengkulturkan dengan tikus dan MSCs untuk uji perlekatan dan perkembangbiakan sel dan uji biokompatibilitas in vitro.
Kosakata:
- widya = ilmu
Serial posts:
- Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori dengan sel induk mesenkim untuk regenerasi tulang
- Abstrak: Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori ...
- Pendahuluan: Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori ...
- Bahan & metode: Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori ...
- Weton: Perancah kolagen hidroksiapatit berpori ...
- Wedharan: Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori ...
- Simpulan: Perancah kolagen-hidroksiapatit berpori ...