Wedharan : Susunan imunohistologi jaringan yang dipengaruhi peri‐implantitis (1)
Wedharan
Susunan seluler jaringan dengan peri-implantitis di seputar implant berbasis zirkonia belum pernah dijelajahi sebelumnya. Salingpengaruh pilah antara sel-sel radang dalam jaringan dengan peri-implantitis dan dampaknya pada kerusakan osseous peri-implant sehubungan dengan bahan implant masih belum diketahui. Studi perintis ini menunjukkan bahwa ada penampilan histologi serupa lesi peri-implantitis pada jaringan lunak di seputar implant keramik dan implant titanium.
Sel yang paling dominan ditemukan untuk kedua bahan adalah sel plasma (CD138) diikuti dengan limfosit T (CD3). Sebaran rata-rata sel yang teramati dalam penelitian ini sesuai dengan weton penelitian Carcuac dan Berglundh yang disajikan untuk peri-implantitis di seputar implant titanium (rata-rata CD138, 33%; CD3, 21%; CD68, 11%; CD 20.7%).
Bagaimanapun, Carcuac dan Berglundh memberi nilai rata-rata dan hanya menganalisis sampel titanium. Info tentang ragam tanggapan kekebalan tubuh masing-masingn pasien tidak dilaporkan. Dalam penelitian ini, perbedaan antar individu berkenaan frekwensi macam sel pada tingkat pasien terlihat tidak ada hubungannya dengan bahan implant. Weton penelitian ini barangkali menunjukkan bahwa tanggapan kekebalan tubuh berkaitan dengan parameter spesifik pasien ketimbang dengan bahan implant.
Data imunobiologi sekarang ini menampilkan fase purna peri-implantitis (dengan indikasi pengangkatan implant) dengan diferensiasi sel B dan keberadaan sel-sel yang mengeluarkan antibodi (sel plasma) yang diverifikasi dengan pewarnaan CD138. Sel-sel yang mengeluarkan antibodi berwatak sangat mendasar dalam kekebalan humoral dengan mengeluarkan antibodi yang mencegah penempelan bakteri, memajukan fagositosis, dan mengaktifkan sistem pelengkap.
Menariknya, lengan sel T dari respons kekebalan diaktifkan di stadium peri-implantitis ini juga, ditunjukkan dengan jumlah sel CD3-positif T yang diekspresikan. Sel T dapat berubah menjadi beragam subset yang berbeda. Pada dasarnya, sel T CD8-positif menunjukkan potensi sitoksik bertindak untuk membunuh sel-sel yang telah terinfeksi mikroba intraseluler dan tumor. Sel T positif CD4 ditetapkan sebagai sel pembantu karena bertanggungsaur untuk mengatur tanggapan kekebalan seluler (sel B) dan tanggapan kekebalan humoral (hipersensitivitas tipe tunda).
Karena tujuan penelitian ini adalah garis besar tentang penampilan sel radang di jaringan peri-implant di antara dua bahan implant, pencirian subset sel T tidak dilakukan. Pencirian limfosit terperinci harus dilakukan dalam studi pada masa depan untuk membedakan jalannya peradangan yang digerakkan oleh limfosit ini.
Serial posts:
- Gambar 4. Plot tumpuk (stacked plot) menunjukkan respon kekebalan spesifik pasien
- Komposisi imunohistologi peri‐implantitis yang terpengaruh jaringan sekitar implant keramik — Suatu penelitian perintis
- Pendahuluan : Komposisi imunohistologis jaringan yang dipengaruhi oleh peri‐implantitis
- Bahan & metode : Komposisi imunohistologi jaringan yang dipengaruhi peri‐implantitis (1)
- Bahan & metode : Komposisi imunohistologi jaringan yang dipengaruhi oleh peri‐implantitis (2)
- Weton : Komposisi imunohistologi jaringan yang dipengaruhi peri‐implantitis
- Wedharan : Susunan imunohistologi jaringan yang dipengaruhi peri‐implantitis (1)
- Wedharan : Susunan imunohistologi jaringan yang dipengaruhi peri‐implantitis (2)
- Wedharan : Susunan imunohistologi jaringan yang terpengaruhi peri‐implantitis (3)
- Gambar 1. Analisis histomorfometrik yang dilakukan pada ROIs terpilih
- Gambar 2. Biopsi diambil dari jaringan peri‐implantitis
- Gambar 3. Biopsi diambil dari jaringan di seliling implant keramik & titanium
- TABEL 1. t p50, SD, minimum (min) dan maximum (max) jumlah sel untuk setiap antibodi yang dipakai