Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup
Homeostasis dalam periodonsium melibatkan hubungan endokrin multifaktorial yang kompleks.

Faktor pengubah gingivitis terinduksi plak

author: Shinya Murakami, Brian L Mealey, Angelo Mariotti, Iain LC Chapple | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Gingivitis yang diinduksi plak diperburuk oleh hormon steroid seks

Homeostasis dalam periodonsium melibatkan hubungan endokrin multifaktorial yang kompleks. Bukti yang telah terkumpul menunjukkan bahwa respons jaringan dalam periodonsium dimodulasi oleh androgen, estrogen, dan progestin sekaligus atau secara bertahap dalam kehidupan seseorang. Untuk kondisi endokrinotropik, bakteri plak dalam hubungannya dengan peningkatan kadar hormon steroid dibutuhkan untuk memicu respon radanga gusi. Komposisi flora yang dibutuhkan belum sepenuhnya bisa dijelaskan; mulane, analisis bakteriologis dari kondisi gusi endokrinotropik kala ini tidak berguna untuk diagnosis. Kondisi berikut dapat mengubah gingivitis yang diinduksi plak tetapi tidak dianggap sebagai diagnosis dalam dan dari dirinya sendiri (Tabel 2).

Pubertas

Kejadian dan keparahan gingivitis pada remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kandungan biofilm plak gigi, karies gigi, ambegan mulut, kerutan gigi, dan erupsi gigi. Namun, peningkatan dramatis kandungan hormon steroid selama pubertas punya efek sementara pada status radang gusi. Sejumlah penelitian telah menunjukkan peningkatan radang gusi pada usia sirkumpubertal dan pada kedua macam kelamin, tanpa peningkatan kandungan plak secara bersamaan. Meskipun gingivitis terkait pubertas punya banyak fitur klinis dari gingivitis yang diinduksi plak, kecenderungan untuk mengembangkan tanda-tanda radang gusi yang jelas dengan adanya sejumlah kecil plak selama periode sirkumpubertas jadi kunci untuk membedakan kondisi ini.

Siklus menstruasi

Selama siklus menstruasi, perubahan radang yang signifikan dan yang dapat diamati pada gusi telah didokumentasikan dalam laporan kasus. Namun, sebagian besar studi klinis menunjukkan hanya ada sedikit perubahan radang yang dapat diamati selama ovulasi. Lebih mligi lagi, aliran cairan sulkus gusi telah terbukti meningkat setidaknya 20% selama ovulasi pada lebih dari 75% wanita yang diuji, dan penelitian lain juga menunjukkan sejumlah perubahan pada wanita dengan peradangan periodontal yang sudah ada sebelumnya. Meskipun barangkali ada kohort yang sangat kecil dari wanita yang sangat sensitif terhadap perubahan hormonal di gusi selama siklus menstruasi, kaprahnya wanita penderita radang gusi yang berhubungan dengan siklus menstruasi akan menunjukkan gejala klinis yang tidak dapat dideteksi (Tabel 3).

Wawrat

Selama wawrat, kelumrahan dan keparahan gingivitis telah dilaporkan meningkat dan seringkali tidak terkait dengan jumlah plak yang ada. Studi longitudinal maupun cross-sectional telah menemukan kelumrahan dan tingkat keparahan radang gusi yang secara signifikan lebih tinggi pada pasien wawrat dibandingkan dengan pasien post partum, meskipun skor plak tetap sama di antara kedua kelompok. Selain itu, kedalaman probing gusi lebih dalam, perdarahan kala probing atau perdarahan dengan menggosok gigi juga meningkat, dan aliran cairan sulkus gusi meningkat pada wanita wawrat. Gambaran gingivitis yang berhubungan dengan kewawratan mirip dengan gingivitis yang dikarenakan plak, kecuali kecenderungan untuk mengembangkan tanda-tanda peradangan gusi yang jelas dengan adanya jumlah plak yang relatif kecil selama wawrat.

Kewawratan juga bisa dikaitkan dengan pembentukan granuloma piogenik terkait kewawratan. Topik ini diwedhar oleh Holmstrup et al. dari lokakarya ini.

Kontrasepsi oral

Agen-agen kontrasepsi oral dulu pernah dikaitkan dengan peradangan gusi dan pembesaran gusi. Dalam studi purwa, peningkatan peradangan atau pembesaran gusi berjalan mundur ketika penggunaan kontrasepsi oral dihentikan atau dosisnya dikurangi. Fitur gingivitis yang terkait dengan kontrasepsi oral pada wanita pramenopause mirip dengan gingivitis yang diinduksi plak, kecuali kecenderungan untuk mengembangkan tanda-tanda peradangan gusi yang jelas dengan adanya sejumlah kecil plak pada wanita yang menggunakan hormon ini. Konsentrasi kontrasepsi oral kala ini jauh lebih rendah daripada dosis jati yang dilaporkan dalam studi klinis purwa ini, dan diketahui bahwa formulasi kontrasepsi oral kala ini tidak marakken perubahan klinis pada gusi yang dilaporkan dengan kontrasepsi dosis tinggi.

Serial posts:


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in