Revisi sistem klasifikasi penyakit gusi terinduksi plak 1999 (1)
Gingivitis yang diinduksi plak dapat timbul pada siapapun. Gingivitis terjadi karena peningkatan penumpukan biofilm, dan gingivitis bisa diperburuk oleh keadaan sistemik. Dari taksonomi 1999 yang dulu tentang kondisi gingiva yang dikarenakan oleh plak, dipercaya bahwa klasifikasi tersebut dapat disederhanakan untuk merepresentasikan persepsi kawula masa kini tentang penyakit dan kesarasan, yang telah dipengaruhi oleh basis pengetahuan kawidyan kita yang berkembang serta penilaian kabudayan, sosial, dan individual kita.
Mirip dengan sistem klasifikasi tahun 1999, kondisi inflamasi gingiva terinduksi plak butuh adanya plak gigi yang disertai dengan tanda dan gejala klinis peradangan gusi pada periodonsium yang stabil. Revisi sistem klasifikasi 1999 untuk penyakit gusi yang dipicu oleh plak gigi melibatkan empat perkara, yaitu:
- deskripsi tentang luas dan keparahan inflamasi gingiva,
- deskripsi tentang luas dan keparahan pembesaran gingiva,
- reduksi taksonomi penyakit gingiva,
- diskusi tentang apakah radang gusi lokal ringan harus dianggap sebagai penyakit atau varian kesarasan.
Untuk tahap permulaannya, luas atau jumlah situs gingiva yang menunjukkan peradangan dapat dijelaskan sebagai terlokalisir atau mratah. Serupa dengan bagaimana periodontitis kronis dideskripsikan, kondisi gusi dideskripsikan sebagai terlokalisir kalau <30% dari gigi terpengaruh. Kondisi gusi dideskripsikan sebagai mratah kalau ≥ 30% gigi dipengaruhi oleh radang gusi.
Selain itu, diusulkan untuk mempertimbangkan memperkenalkan sebutan "gingivitis baru jadi" di mana, menurut definisi, hanya beberapa situs yang terpengaruh oleh peradangan ringan, yang dinyatakan dengan warna kemerahan ringan dan / atau garis perdarahan yang tertunda dan putus ketimbang edema atau garis perdarahan yang tidak terputus dan langsung ketika dilakukan probing. Gingivitis yang baru jadi dapat dianggap sebagai suatu kondisi yang merupakan bagian dari spektrum "kesarasan klinis", tetapi dapat dengan cepat menjadi gingivitis lokal jika tidak dipulasara. Tingkat keparahan, atau intensitas peradangan di situs, gigi, atau seluruh gigi, akan dicerminkan oleh indeks gusi yang dijelaskan oleh Loe (1967).
Lebih mligi lagi, peradangan gusi ringan akan menjadi area dengan sedikit perubahan warna dan sedikit perubahan pada tekstur jaringan. Peradangan gusi akan menjadi area dengan tanda mengkilap, kemerahan, edema, pembesaran, dan perdarahan kala probing; peradangan gusi yang parah akan menjadi area kemerahan dan edema yang jelas dengan kecenderungan perdarahan kala disentuh ketimbang diprobing.
Serial posts:
- Kondisi gusi yang diinduksi oleh plak gigi: abstrak
- Pendahuluan: gingivitis terinduksi plak
- Figure 1. Pathogenesis of periodontitis
- Metode penelitian : gingivitis terinduksi plak
- Gingivitis yang diinduksi plak
- Tabel 1. Ringkasan penelitian epidemiologi tentang gingivitis
- Tabel 2. Klasifikasi gingivitis terinduksi plak & faktor modifikasi
- Gingivitis terinduksi plak pada periodontium susut
- Faktor pengubah gingivitis terinduksi plak
- Gingivitis terinduksi plak diperburuk oleh kondisi sistemik
- Gingivitis terinduksi plak diperburuk oleh faktor mulut
- Pembesaran gusi karena pengaruh obat
- Revisi sistem klasifikasi penyakit gusi terinduksi plak 1999 (1)
- Revisi sistem klasifikasi penyakit gusi terinduksi plak 1999 (2)
- Signifikansi kondisi gusi terinduksi plak denta (1)
- Signifikansi kondisi gusi terinduksi plak gigi (2)
- Simpulan: gingivitis terinduksi plak