Biopsi jaringan peri-implant diambil dari 15 pasien (berusia 34 hingga 88 tahun, enam laki-laki / sembilan perempuan) dengan peri-implantitis parah (delapan implant keramik, tujuh implant titanium) (lihat Tabel S1 dalam Jurnal Periodontologi online). Keberadaan makrofag, Limfosit-B, Limfosit-T, dan sel plasma diidentifikasi dalam semua sampel. Mikrograf yang menggambarkan lesi peri-implantitis untuk kedua bahan implant disajikan pada Gambar 2.

Macam sel yang sangat dominan dalam lesi peri-implantitis di seputar implant keramik adalah sel plasma CD138 (rata-rata 53%), diikuti oleh limfosit-T CD3 (rata-rata 32%), limfosit-B CD20 (rata-rata 10%) dan makrofag CD68 (rata-rata 5%) (Tabel 1). Tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai jumlah total sel ternoda (stained) dalam lesi peri-implantitis di seputar implant keramik dibandingkan dengan implant titanium (P > 0,05) (Gbr. 3, lihat Table S2 di Jurnal Periodontologi online). Dalam 249 dari 300 (83%) ROI, ada penampilan bersama CD3 dan CD20 (lihat Gambar S1 di Jurnal Periodontologi online).

Menariknya, variasi antar individu yang tinggi mengenai kelumrahan macam sel teramati di kedua bahan. Kisaran dalam kelompok keramik adalah untuk sel CD3-positif 20% hingga 70%, SEL CD20-positif 3% hingga 22%, CD68-sel positif 2% hingga 10% dan SEL CD138-positif 12% hingga 69% dari semua sel, sedangkan dalam kelompok titanium: CD3, 17% hingga 85%; CD20, 3% hingga 18%; CD68, 1% hingga 26%; CD138, 1% hingga 73% (lihat Tabel S2 di Jurnal Periodontologi online). Perbedaan antar individu dalam susunan sel imunobiologi biopsi yang ditinjau barangkali juga menandakan pengaruh status kekebalan mligi pasien ketimbang hanya bahan implant yang digunakan (Gambar 4).