Pendahuluan: Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
Penyakit periodontal adalah kondisi peradangan kronis yang ditandai dengan kerusakan jaringan periodontal, yang marakke hilangnya pelekatan jaringan ikat, kehilangan tulang alveolar, dan pembentukan kantong patologis di sekitar gigi yang sakit. Menurut Survei Pemeriksaan Kesarasan dan Nutrisi Nasional Korea (KNHANES) 2013–2015, 31,5% orang menderita penyakit periodontal (51.8% pria; 48.2% wanita). Selain itu, penyakit mulut pada kehidupan dewasa berkaitan dengan penyakit sistemik lainnya, sehingga penting untuk menatalaksana penyakit mulut, karena bisa mencegah stroke, kanker, penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.
Merokok adalah satu-satunya faktor lingkungan terpenting yang terkait dengan penyakit non-inflamasi rongga mulut, serta menjadi daruna penting periodontitis, yang merupakan faktor pembatas dalam kesarasan gigi. Tidak hanya merokok, vaping juga bisa mempengaruhi kesarasan periodontal.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan langsung terhadap cairan elektronik juga telah terbukti marakke efek berbahaya di dalam sel ligamen periodontal. Aldehida reaktif yang bersumber dari aerosol rokok elektronik telah dibuktikan bisa memproduksi karbonilasi protein yang dapat memicu timbulnya kerusakan matriks tulang dan, karena itu juga, keropos tulang selama periodontitis berlangsung. Meski begitu, tetap saja, penggunaan rokok elektronik telah nandhang peningkatan karena berbagai alasan, di antaranya adalah adanya persepsi bahwa vaping rokok elektronik kurang berbahaya bila dibandingkan dengan merokok rokok konvensional dan bisa digunakan sebagai sarana untuk berhenti merokok.
Oleh karena itu, hendaknya butuh untuk menyelidiki pangintenan hubungan antara rokok elektronik dan penyakit periodontal dan memberikan bukti yang dapat mendukung menentukan apakah vaping memang lebih aris atau tidak ketimbang merokok konvesional. Sepengetahuan penulis, tidak ada penelitian klinis yang menunjukkan asosiasi merokok konvensional dan vaping rokok elektronik dengan penyakit periodontal menggunakan skor community periodontal index (CPI). Hipotesis penelitian ini adalah bahwa vaping elektronik punya hubungan yang signifikan dengan penyakit periodontal sama seperti merokok konvensional.
Dampaknya, penelitian kala ini berusaha untuk memeriksa asosiasi rokok elektronik dan rokok konvensional secara individual dengan penyakit periodontal di antara orang dewasa Korea Selatan.
Serial posts:
- Rokok elektronik, rokok konvensional, dan penyakit periodontal
- Pendahuluan: Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
- Bahan dan metode : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (1)
- Pendahuluan: Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (1)
- Bahan dan metode : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
- Weton : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal
- Tabel 1. Karakteristik menyeluruh populasi penelitian
- Tabel 2. Faktor terkait penyakit periodontal
- Tabel 3. Analisis sub-kelompok hubungan antara pemakaian rokok dan penyakit periodontal yang distrata dengan kovariat
- Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (1)
- Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
- Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (3)
- Struktur rokok elektronik