Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
Wedharan
Untuk variabel terkait gigi, orang-orang yang melaporkan vaping rokok elektronik atau merokok rokok konvensional menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk penyakit periodontal daripada non-pemakai. Menariknya, ada sedikit perbedaan dalam karies gigi, sakit gigi, dan kerusakan gigi antara kedua kelompok ini. Ini menunjukkan bahwa setiap vaping rokok elektronik atau setiap merokok rokok konvensional memengaruhi penyakit periodontal secara mandiri dari penyakit gigi lainnya.
Dalam analisis variabel regional, vapers rokok elektronik maupun perokok rokok konvensional menunjukkan peluang yang lebih tinggi untuk menderita penyakit periodontal bila dibandingkan dengan non-pemakai. Namun, efek ini lebih jelas di derah pedesaan. Ini bisa terjadi karena perbedaan aksesibilitas layanan kesarasan yang terkait dengan karakteristik regional. Suatu penelitian sebelumnya melaporkan bahwa penduduk pedesaan punya lebih sedikit kesempatan untuk mengunjungi layanan kesarasan dan lebih sedikit periksa ke dokter gigi spesialis (yaitu, lebih banyak ke dokter gigi biasa) untuk perawatan mereka bila dibandingkan dengan penduduk perkotaan. Ini berarti bahwa warga yang tinggal di derah pedesaan punya lebih sedikit kesempatan untuk menemui dokter spesialis, yang berdampak pada memburuknya kesarasan oral.
Hendaknya dicatat bahwa penelitian ini punya beberapa keterbatasan.
Pertama, weton penelitian ini didasarkan pada pelaporan diri. Dengan demikian, beberapa pertanyaan survei bisa saja tunduk pada bias ingatan, terutama untuk karakteristik terkait kesarasan. Tanggapan juga bisa saja dipengaruhi oleh bias keinginan sosial. Oleh karena itu, kehati-hatian harus diambil ketika menjarwakan weton penelitian ini.
Kedua, karena desain penampang penelitian ini, maka daruna, daruni, dan arah hubungan yang diamati tidak dapat ditentukan.
Ketiga, hanya CPI yang digunakan untuk menilai penyakit periodontal. Penilaian bisa saja tidak akurat karena CPI dapat terlalu tinggi menilai tingkat keparahan penyakit dan terlalu rendah menilai tingkat keparahan penyakit pada pasien dengan perawatan periodontal sebelumnya. Namun demikian, WHO mempromosikan penggunaan CPI, karena berguna ketika berhadapan dengan sejumlah besar peserta penelitian.
Keempat, durasi kebiasaan merokok rokok konvensional dan vaping rokok elektronik serta frekuensi harian merokok dan vaping tidak dipertimbangkan dalam penelitian kami.
Kelima, rokok elektronik masih merupakan teknologi yang relatif baru. Karena itu, hanya sedikit responden yang melaporkan menggunakannya.
Meskipun jumlahnya rendah, variabel bobot yang dikembangkan oleh KNHANES meningkatkan ketersulihan sampel. Selain itu, vaping rokok elektronik menunjukkan hubungan yang signifikan dengan penyakit. Efek ini cendering akan tetap signifikan jika jumlahnya ditingkatkan.
Serial posts:
- Rokok elektronik, rokok konvensional, dan penyakit periodontal
- Pendahuluan: Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
- Bahan dan metode : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (1)
- Pendahuluan: Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (1)
- Bahan dan metode : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
- Weton : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal
- Tabel 1. Karakteristik menyeluruh populasi penelitian
- Tabel 2. Faktor terkait penyakit periodontal
- Tabel 3. Analisis sub-kelompok hubungan antara pemakaian rokok dan penyakit periodontal yang distrata dengan kovariat
- Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (1)
- Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (2)
- Wedharan : Rokok elektronik, rokok konvensional, & penyakit periodontal (3)
- Struktur rokok elektronik