Wedharan : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (1)
Wedharan
Studi ini menemukan hubungan positif antara periodontitis dan asma parah setelah penyesuaian untuk pembaur. Frekuensi periodontitis pada penderita asma parah adalah 3 kali lebih tinggi daripada pada pasien tanpa asma. Sementara peningkatan peluang asma ini terjadi pada individu penderita periodontitis telah dikokohkan oleh studi sebelumnya, beberapa studi tidak dapat mengidentifikasi asosiasi ini, atau malah menemukan asosiasi sebaliknya.
Sesuai dengan kerangka konseptual, pembaur digunakan untuk menyesuaikan pengukuran asosiasi purna guna menetralisir pengaruh kovariabel ini dalam hubungan antara periodontitis dan asma parah. Contohnya, peluang efek dari usia kovariat dalam pengukuran asosiasi purna dipertimbangkan, karena perbedaan yang signifikan secara statistik antara dua kelompok usia itu telah tercatat, dengan persentase yang lebih tinggi dari orang dewasa yang lebih tua terkonsentrasi di antara kasus-kasus yang ada.
Perkara lain yang relevan yang harus disorot adalah peluang pengaruh penyakit sistemik di antara peserta kelompok kontrol dalam pengukuran asosiasi purna. Meskipun kelompok kontrol, yaitu orang tanpa lelarah asma, dipilih dari layanan pencegahan atau konsultasi lain yang tersedia di pusat kesarasan, informasi spesifik mengenai kondisi kesarasan menyeluruh orang-orang ini dibatasi oleh pelaporan diri. Selain itu, frekuensi sebagian besar penyakit ini rendah dalam kelompok kontrol, dengan tingkat kejadian yang lebih tinggi secara konsisten terlihat dalam kelompok kasus. Dengan demikian, hipertensi adalah satu-satunya penyakit dengan frekuensi >10% dan dipilih sebagai pembaur dalam analisis pemodelan.
The present findings also indicate a positive association between the relative quantification of P. intermedia in the subgingival biofilm and severe asthma, after adjustment for relevant confounders. The frequency of elevated levels of P. intermedia was greater in individuals with severe asthma as compared with those without this bronchial disease, suggesting that individuals with higher relative quantities of this bacterium are more likely to have severe asthma. It should be noted that we were unable to identify any studies in the literature that investigated this topic.
Temuan ini juga menunjukkan hubungan positif antara kuantifikasi relatif P. intermedia dalam biofilm subgingiva dan asma parah, setelah penyesuaian untuk pembaur yang relevan. Frekuensi peningkatan kadar P. intermedia lebih besar pada individu dengan asma berat dibandingkan dengan orang-orang tanpa penyakit asma. Ini menunjukkan bahwa individu dengan jumlah bakteri yang relatif lebih tinggi lebih cenderung untuk menderita asma parah. Hendaknya dicatat bahwa kami tidak dapat mengidentifikasi studi apa pun dalam literatur yang ada, yang menyelidiki topik ini.
Serial posts:
- Abstrak: Prevotella intermedia & periodontitis berkaitan dengan asma
- Pendahuluan : Prevotella intermedia & periodontitis berkaitan dengan asma
- Bahan & metode : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (1)
- Weton : Prevotella intermedia & periodontitis berkaitan dengan asma
- Bahan & metode : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (2)
- Bahan & metode : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (3)
- Wedharan : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (1)
- Wedharan : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (2)
- Wedharan : Prevotella intermedia, periodontitis, asma (3)
- Tabel 1. Karakteristik peserta penelitian
- Tabel 2. Karakteristik terkait gaya hidup dan kondisi kesarasan mulut
- Tabel 3. Karakteristik terkait kondisi kesarasan menyeluruh pada pasien asma parah