Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup
Untuk mengidentifikasi faktor risiko yang sebenarnya, butuh studi prospektif.

Indikator / faktor risiko untuk mukositis peri-implant (1)

author: Lisa JA Heitz-Mayfield, Giovanni E Salvi | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Pada Lokakarya Buana sebelumnya tentang Periodontologi, definisi faktor risiko disetujui sebagai "faktor lingkungan, perilaku, atau biologis yang dikonfirmasi oleh urutan temporal, biasanya dalam studi longitudinal, yang jika ada, secara langsung meningkatkan peluang penyakit terjadi dan, jika tidak ada atau dihapus mengurangi peluang itu." Untuk mengidentifikasi faktor risiko yang sebenarnya, butuh studi prospektif. Sebagian besar penelitian yang tersedia adalah penelitian lintas bagian (cross-sectional) atau retrospektif dalam desain dan, oleh karena itu, dalam karya tinjauan ini sebutan "risiko" mengacu pada faktor yang berhubungan dengan mukositis peri-implant atau indikator risiko.

Indikator / faktor risiko menyeluruh

Faktor-faktor yang bisa memengaruhi kerentanan inang terhadap mukositis peri-implant yang dipicu oleh biofilm telah diselidiki. Merokok sigaret telah diidentifikasi sebagai indikator risiko untuk mukositis peri-implant dalam tiga penelitian (Tabel 2). Ada juga bukti untuk terapi radiasi sebagai indikator risiko untuk mukositis peri-implant. Ada beberapa bukti untuk diabetes melitus sebagai indikator risiko untuk mukositis peri-implant. Diabetes melitus yang dikontrol dengan buruk (tingkat HbA1c > 10.1) terbukti berkaitan dengan peningkatan pendarahan kala probing pada implant. 

Sementara lelarah penyakit kardiovaskular telah dikaitkan dengan peningkatan risiko peri-implantitis, tidak ada bukti untuk hubungannya dengan mukositis peri-implant. Máximo et al melaporkan korelasi yang signifikan tetapi lemah (r = 0.44, Pearson χ2 test) antara mukositis peri-implant dan peningkatan kala pembebanan implant. Namun, penelitian ini tidak memperhitungkan faktor-faktor yang pembaur, dan hubungan yang dilaporkan bisa saja dikarenakan oleh peningkatan kala penggunaan tanpa upaya membersihkan biofilm secara teratur.

Demikian pula, dalam studi penampang baru-baru ini yang dilakukan pada 193 pasien dengan implant dalam pemakaian selama setidaknya 12 bulan (rentang 1 hingga 9 tahun), hubungan antara mukositis peri-implant dan usia dan kala prostesis dalam pemakaian telah dilaporkan. Namun, perbedaan yang jelas antara mukositis peri-implant dan peri-implantitis tidak dijelaskan. Ferreira et al juga melaporkan hubungan dengan mukositis peri-implant dan penyakit sistemik. Namun, penyakit sistemik yang dijelaskan termasuk "diabetes melitus, perubahan hormonal, menopause, kemoterapi, perubahan tiroid, gangguan jantung, dan penggunaan alkohol," dan dengan demikian weton penelitian sulit dijarwakan.

 

Serial posts:


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in