Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup
Penelitian ini mengevaluasi supraerupsi molar kedua rahang atas

Weton: supraerupsi sebagai pertimbangan untuk restorasi implant

author: Bo-Ah Lee, Byoungheon Kim,Young-Taek Kim | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Weton

Penelitian ini mengevaluasi supraerupsi molar kedua rahang atas setelah ekstraksi gigi oposisi pada 65 pasien (30 wanita dan 35 pria). Usia rata-rata pasien adalah 53,88 tahun (rentang 22-77 tahun). Periode rata-rata dari radiograf pertama ke radiograf purna adalah 7.21 bulan (rentang 1.5-45 bulan) dan sebagian besar pasien (57 dari 65 pasien) menerima pemulihan implant dalam masa 12 bulan.

Supraerupsi terjadi pada 51 (78%) pasien. Tabel 1 mencantumkan prevalensi supraerupsi dalam kelompok menurut macam kelamin, usia, dan jarak dari CEJ ke ABC. Prevalensi supraerupsi lebih tinggi pada wanita, pasien berusia < 60 tahun, dan pasien dengan jarak dari CEJ ke ABC < 2 mm. Analisis regresi logistik yang univariat mengungkapkan bahwa macam kelamin, usia, dan jarak dari CEJ ke ABC bisa secara signifikan meramalkan prevalensi supraerupsi (P < 0.05), dengan rasio peluang masing-masing 2.889, 3.250, dan 3.125 untuk macam kelamin, usia, dan jarak CEJ ke ABC. Karena variabel-variabel ini semua menunjukkan nilai P < 0.05, mereka termasuk dalam analisis regresi logistik multivarian, di mana usia adalah satu-satunya variabel yang menunjukkan signifikansi.

Jumlah rata-rata dan tingkat rata-rata supraerupsi dievaluasi pada subjek yang menunjukkan supraeruption (n = 51). Jumlah rata-rata adalah 0.91 mm (rentang 0.5-1.95 mm) dan tingkat rata-rata supraerupsi adalah 0.14 mm /bulan (rentang 0.03-0.39 mm / bulan). Tidak ada pasien yang menunjukkan supraerupsi ≥ 2 mm.

Seperti yang disajikan dalam Tabel 2, jumlah dan tingkat supraerupsi menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok, baik itu dalam perkara jumlah maupun tingkat supraerupsi menurut macam kelamin, usia, dan jarak dari CEJ ke ABC (P > 0.05). Namun, jumlah supraerupsi cenderung lebih tinggi pada pasien laki-laki, mereka yang berusia < 60 tahun, dan mereka yang memiliki jarak CEJ ke ABC < 2 mm; sedangkan tingkat (rate) cenderung lebih tinggi pada pasien laki-laki, orang yang berusia ≥ 60 tahun, dan orang yang memiliki jarak CEJ ke ABC ≥ 2 mm.

Selain weton ini, subjek dengan periode antara pengukuran pertama dan kedua kurang dari 6 bulan (n = 29) dianalisis secara terpisah. Dalam subgrup ini, jumlah rata-rata supraerupsi adalah 0,71 mm (rentang 0.5 - 1.06 mm) dan tingkat rata-rata supraerupsi adalah 0.22 mm / bulan (rentang 0.13-0.39 mm / bulan).

 

Serial posts:


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in