Open hour: senin - sabtu 09:00:00 - 20:00:00; minggu & tanggal merah tutup
Meskipun AGM / DP telah terlibat dalam penyebaran penularan virus, harus diingat bahwa abab ditimbulkan selama kegiatan fisiologis normal seperti ambekan, bicara, batuk, dan bersin.

Pembentukan abab/ aerosol selama aktivitas fisiologis

author: Purnima S Kumar, Kumar Subramanian | publisher: drg. Andreas Tjandra, Sp. Perio, FISID

Meskipun AGM / DP telah terlibat dalam penyebaran penularan virus, harus diingat bahwa abab ditimbulkan selama kegiatan fisiologis normal seperti ambekan, bicara, batuk, dan bersin.

Penelitian-penelitian pada para relawan saras telah menunjukkan bahwa:

  • Ambekan mulut mengeluarkan 1-98 partikel per liter, dengan diameter median 0,3 μm; dengan hanya sekitar 2% dari partikel > 1μm dan tidak ada > 5 μm.
  • During speaking, 1 to 50 particles in the 1 μm range are emitted per second (0.06 to 3 particles per liter); with some ''super‐seeders'' expelling as many at 200 particles per second while speaking loudly.
  • Selama berbicara, 1 hingga 50 partikel dalam rentang 1 μm dipancarkan per detik (0.06 hingga 3 partikel per liter); dengan beberapa ''super-seeders'' menyemburkan sebanyak 200 partikel per detik selama berbicara dengan volume keras.
  • Menyanyi menciptakan inti puncratan enam kali lebih banyak daripada berbicara biasa dan jumlah itu setara dengan banyaknya puncratan ketika batuk.
  • Bersin dapat menyemburkan hampir 40.000 puncratan antara 0.5 hingga 12 μm dengan kecepatan hampir 100 m/detik.
  • Batuk bisa ngetokke hingga 3000 inti tetesan.

Secara kolektif, penelitian ini menunjukkan bahwa individu yang saras nganakake partikel berukuran antara 0.01 dan 500 μm. Ini menggarisbawahi fakta bahwa penyebaran partikel yang disemburkan tidak terjadi secara eksklusif oleh transmisi melalui udara atau puncratan tetapi oleh kedua mekanisme itu secara bersamaan.

Meskipun orang sakit dan orang saras mengeluarkan abab/ aerosol selama aktivitas normal, bukti bahwa abab ini mengandung agen masih samar. Contoh, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Methicillin‐resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, Stenotrophomonas maltophilia, Haemophilus influenzae, Legionella pneumophila, Mycoplasma pneumonia, Chlamydia pneumonia, dan Mycobacterium tuberculosis bisa dideteksi pada 36% pasien penderita penyakit ambekan sistematis. 

Namun, meskipun 89% swab hidung positif untuk virus hidup pada 142 pasien yang didiagnosis dengan influenza A, hanya 39% individu yang menghembuskan partikel virus hidup dalam ambekannya, dan jumlah partikel yang disemburkan menurun secara signifikan dalam rentang 3 hari timbulnya gejala.

Yang penting, partikel-partikel ini gagal mendarat pada target yang ditempatkan pada jarak 0.1 m dan 0.5 m. Selanjutnya, ketika seorang pasien mengenakan masker bedah, ini mengurangi penumpahan virus dalam aerosol sebesar 3.4 kali lipat. Di sisi lain, P. aeruginosa dapat melakukan perjalanan sejauh 4 m dan bertahan dalam abab selama 45 menit setelah episode batuk. Mengenakan masker bedah selama 10 hingga 40 menit mengurangi kandungan patogen dalam ambekan sebanyak lebih dari empat kali lipat.

Secara kolektif, ada banyak bukti bahwa pasien dalam fase akut infeksi ambekan mampu menyebarluaskan mikroorganisme udara dalam jumlah besar selama kegiatan seperti ambekan, berbicara, bernyanyi, batuk, dan bersin. Penumpahan ini bisa diringkankan dengan tindakan sederhana umpamanya mengenakan masker. Tindakan ini bisa efektif melawan virus serta patogen bakteri.

 

Serial posts:


id post:
New thoughts
Me:
search
glossary
en in
AGM aerosol generating medical, medis yang menimbulkan aerosol
DP dental procedure, prosedur gigi
AGM/DP aerosol generating medical/ dental procedure, prosedur medis/ dental yang menimbulkan aerosol (abab)